MIN Purwokerto boleh jadi satu-satunya MIN yang menyelenggarakan kegiatan asrama bagi siswa. "kalau pondok pesantren memang banyak, tapi kalau MIN mungkin baru di Purwokerto" tutur Sabar Munanto, Kepala MIN Purwokerto.
MIN Purwokerto Kabupaten Banyumas telah melaksanakan kegiatan asrama bagi siswa kelas 6 sejak tahun 2010. Tujuannya adalah untuk membentuk peserta didik yang memiliki kemantapan akidah, kedalaman spiritual, keluhuran akhlak, dan keluasan ilmu keagamaan. Di samping itu, asrama MIN Purwokerto juga diterapkan untuk mempersiapkan diri siswa kelas 6 dalam menghadapi Ujian Madrasah agar memperoleh prestasi terbaik, serta melatih ketrampilan berbahasa Arab dan Inggris.
" Ada tujuh yang ingin kita capai melalui asrama MIN Purwokerto. Siswa diharapkan sholate jejeg, membaca qur'annya fasih, berakhlakul karimah, nilai akademiknya mencapai rata-rata 9,00, lancar berbahasa inggris, mampu memahami teks bahasa arab, dan sehat jasmani rohani" jelas Kepala MIN Purwokerto, Sabar Munanto, S.Ag.
Keberhasilan asrama selama lima tahun dapat dilihat dari sisi nilai akademis. pada tahun pelajaran 2008/2009, sebelum adanya program asrama rata-rata nilai Ujian Nasional hanya 6,78 sekarang telah mencapai 8,38. "Target kita siswa dapat mencapai rata-rata nilai 9,00. Karena hanya dengan nilai tersebut, siswa MIN Purwokerto dapat melanjutkan ke SMP/MTs terbaik. Jika lulusan MIN Purwokerto tersebut masih istiqomah dalam mempertahankan prestasi, maka ia dapat melanjutkan ke SMA/MA terbaik pula, dan seterusnya hingga ke jenjang perguruan tinggi. Maka pada suatu saat, akan lahir profesor-profesor, doktor-doktor, bahkan pemimpin bangsa ini dari alumni MIN Purwokerto"ujar Sabar penuh semangat.
Dari sisi afektif, lulusan MIN Purwokerto memiliki kepribadian yang jauh lebih baik. Mereka lebih rajin beribadah, lebih mandiri, dan memiliki jiwa sosial yang tinggi. “Alhamdulilah anak saya lebih mandiri, lebih rajin ibadah, hafalannya sudah banyak, dan lebih tidak senang bermain” tutur Agus Laweyantoro, ayah dari Nasrulloh Az-Zuhri, salah satu siswa kelas VI tahun ini. "Afid sekarang menjadi anak yang penurut, berbicara sopan, dan berpengetahuan luas baik umum maupun agamanya." ungkap Deden Jaelani.
Sementara itu, Kusno juga menuturkan perubahan positif pada anaknya yang bernama Aisyah Hasna Aulia. "Alhamdulilah, perubahan positif pada Aisyah menutup auratnya istiqomah, makan mudah dan tidak pilih-pilih, sudah mulai mau bangun malam untuk tahajud tanpa dibangunkan." Sedangkan Ibu Srining Wahyu mengatakan Savina putrinya masih mencuci baju sendiri sejak keluar dari asrama. "malah baju saya juga ikut dicucikan Vina"ujarnya dengan rasa senang.
Keberhasilan program asrama menumbuhkan animo masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya di MIN Purwokerto. Masyarakat menyadari bahwa pendidikan agama haruslah menjadi pondasi bagi anak-anaknya. Akhirnya, MIN Purwokerto setiap tahun kebanjiran pendaftar, bahkan sampai menolak. Yang tidak diterima bukan karena tidak memiliki kualifikasi, tetapi karena memang terbatasnya ruang kelas ataupun terbentur aturan Standar Nasional Pendidikan. "Di SNP, SD atau MI hanya boleh menyelenggarakan paling banyak 4 rombongan belajar dalam 1 tingkatan, tiap rombel paling banyak 32 siswa. Jadi siswa yang dapat diterima di kelas 1 paling banyak 128 siswa" jelas Aji Kuswanto, Ketua Panitia PPDB MIN Purwokerto Tahun Pelajaran 2015/2016.
Jumlah siswa MIN Purwokerto berkembang cukup pesat. Pada awal tahun 2009 jumlah siswa hanya 165 dan di akhir Tahun Pelajaran 2014/2015 sudah mencapai 673 siswa yang terbagi dalam 23 rombongan belajar. Pertumbuhan jumlah siswa dan jumlah rombel ini tentunya berdampak pada kebutuhan ruang kelas. Saat ini, gedung MIN Purwokerto yang terletak di Jalan Kaliputih Nomor 14 Purwokerto hanya memiliki 8 ruang kelas. Sehingga 15 ruang kelas lainnya harus menyewa kepada pihak ketiga. 12 ruang berada di SMK Serayu Purwokerto, 3 ruang dan asrama siswa berada di Pondok Pesantren As-Sunniyah Sokaraja.
Sejak 2009 hingga sekarang, ruang kelas MIN Purwokerto sudah tiga kali berpindah tempat. Jaraknya pun cukup jauh dari gedung pusat. Namun, hal ini tidak mempengaruhi jumlah siswa. Orang tua tetap istiqomah dan bersabar, walaupun jarak madrasah dari rumah menjadi lebih jauh. “Bahkan tahun ini, ada yang rela berpindah rumah dari desa ke Purwokerto hanya agar anaknya dapat mengenyam pendidikan di MIN Purwokerto. Hal ini bagi kami menjadi suatu kebanggaan atas kepercayaan masyarakat pada MIN Purwokerto, sekaligus sebagai tantangan agar dapat memberikan pelayanan pendidikan yang lebih baik lagi”.papar Pak Sabar.
Saat ini, MIN Purwokerto telah memiliki tanah baru seluas 8.949 m2 hasil pengadaan Tahun Anggaran 2013. Rencananya akan dibangun tiga gedung. Yang pertama gedung pendidikan 3 lantai yang memuat 16 ruang kelas, kantor, perpustakaan, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, laboratorium IPA, laboratorium IPS, laboratorium agama, UKS, sanggar seni dan sanggar pramuka. Di bagian tengah akan dididirikan aula di lantai dasar dan masjid dilantai kedua. Sedangkan gedung yang ketiga adalah asrama putra dan asrama putri 3 lantai yang dapat memuat siswa kelas 5 dan 6 serta para guru pendamping.
“Tentunya Pembangunan Madrasah Ibtidaiyah Negeri Purwokerto Berasrama harus diusahakan terus menerus dan harus secepatnya dilaksanakan. Karena SMK Serayu yang kita sewa saat ini sudah dilamar untuk bekerjasama dengan Yayasan SMK Telkom. Pada saatnya nanti, pasti SMK Serayu akan disewa SMK Telkom. Harapan kami, karena ini sudah dicanangkan oleh Pak Menteri, mudah-mudahan pembangunan gedung MIN Purwokerto Berasrama akan segera terwujud.” ujar Kepala MIN Purwokerto penuh harap.
No comments:
Post a Comment